Rabu, 25 Maret 2015

KESEHATAN MENTAL




Manusia tentu saja berharap dalam hidup sehari - hari selalu dalam keadaan sehat. Selain kesehatan secara jasmani, manusia juga harus sehat secara mental. Di bawah ini akan dijelaskan hal - hal yang berkaitan dengan kesehatan mental.


SEJARAH KESEHATAN MENTAL



Secara umum secara historis kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra ilmiah dan periode ilmiah.

1. Periode Pra-Ilmiah


Sejak zaman dahulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animism, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh – roh atau dewa – dewa. Orang primitive percaya bahwa angin bertiup, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal di dalam benda – benda tersebut. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan korban.

Perubahan sikap ini terjadi pada zaman Hipocrates (460 – 467), menggunakan pendekatan naturalisme, sutau aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu.

Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit. Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826).

2.  Periode Ilmiah


Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental yaitu dari animism (irasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat.

Benjamin Rush menjadi salah satu pengacara yang mula-mula menangani masalah penyakit mental secara humanis. Publikasinya yang berjudul ”Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of The Mind” menjadi buku teks psikiatri Amerika yang pertama.

Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri memberi pengaruh pada lahirnya mental hygiene. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingman Beers.

Dorothea membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya, di Amerika didirikan 32 rumah sakit jiwa.

Clifford Beers (mantan penderita manik depresif), menulis buku “A Mind that Found Itself” yang berisi tentang pengalamannya sebagai pasien mental dan menceritakan kekejaman di Rumah Sakit. Beliau mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Health yang kemudian berubah menjadi Komite Nasional untuk Kesehatan Mental (The National Committee for Mental Hygiene).

Organisasi ini bertujuan untuk :
1. Melindungi kesehatan mental masyarakat
2. Menyusun standar perawatan para pengidap gangguan mental
3. Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagai aspek yang terkait
4. Menyebarkan pengetahuan tentang kasus gangguan mental, pencegahan, dan pengobatannya
5. Mengkoordinasikan lembaga – lembaga perawatan yang ada.

Organisasi kesehatan mental terus berkembang, sehingga pada tahun 1975 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui World Federation for Mental Health dan World Health Organization.


KONSEP SEHAT


Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi,sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.

Istilah sehat sendiri dalam praktiknya mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian professional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesaorangn dan penyakit. Dalam kenyataannya tidak sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek.

WHO melihat sehat dari berbagai aspek. Definisi WHO menyatakan “Health is a state of complete physical, mental and sosial well-being, and not merely the absence of disease or infirmity”. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.

Untuk Indonesia sendiri dinyatakan dalam UU No.23,1992 tentang Kesehatan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Menurut Freund, (1991) dalam buku “The International Dictionary of Medicine & Biology”, kesehatan adalah Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.

Menurut Hornby (1989), kesehatan adalah:
1) Condition of a person’s body or mind.
2) State of being well and free from illness

Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.


PERBEDAAN KONSEP KESEHATAN MENTAL BARAT DAN TIMUR


1. Model Barat

  • Model Biomedis (Fruend, 1991)

Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato & Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkembangan biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja. Semboyan: “Men Sana In Corpore Sano”.

Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991)
- Terhadap perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada satu bagian tubuh tertentu.
- Penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh.
- Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial dapat diidentifikasi.
- Tubuh seperti sebuah mesin.
- Tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
  • Model Psikiatris (Helman, 1990)

Penggunaan berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangguan mental.
- Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.
- Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman.
- Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan – kemungkinan lingkungan.
- Model sosial: menekankan gangguan dalam konteks performansnya.
  • Model Psikosomatis (Tamm, 1993)

Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis. Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an).
Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom somatik.
Penyakit berkembang melalui saling terkait secara berkesinambungan antara faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.


2. Model Timur

Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990).
  • Holistik sempit

Organisme manusia dilihat sebagai suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung.

  • Holistik luas

Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem - sistem yang lebih luas, dimana orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi juga bisa mempengaruhi dan mengubah lingkungan.






Referensi Pustaka


Yusuf, Syamsul. (2004). Mental Hygiene; Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi. Bani Quraisy : Bandung

Daradjat, Zakiah. (2001). Kesehatan Mental. Gunung Agung : Jakarta

Salisah, Nikmah Hadiati. (2011). Komunikasi Kesehatan: Perlunya Multidisipliner Dalam Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 1 No.2. 169-193
diakses dari :
http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/19/15, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

http://fakhrurrozi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5, diakses pada tanggal 25 Maret 2015