Psikoterapi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Dapat dengan metode tatap muka (Face to Face) dan dapat dengan metode via internet. Salah satu contoh dari metode psikoterapi via internet adalah e-conseling.
Perkembangan Konseling
Konseling mengandung nilai-nilai pendidikan dan membawa tugas untuk memuliakan kemanusian manusia. Secara aplikatif, proses konseling akan membawa seseorang menuju kondisi yang membahagiakan, sejahtera dan berada pada kondisi efektif dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, konseling didesain untuk menolong klien memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri (self-determinan) mereka melalui pilhan yang telah dinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.
Dengan itu penyelenggaraan konseling juga tidak hanya dilakukan secara face to face (FtF) dalam satu ruang tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh yang di bantu teknologi yang selanjutnya dikenal dengan istilah e-konseling.
Perkembangan konseling juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Pada awalnya konseling hanya sebatas pertemuan tatap muka (face to face) antara Konselor dan Klien, namun sat ini konseling juga dapat diselenggarakan dengan berbagai media yang memungkinkan hubungan konseling jarak jauh. Penghantaran konseling jarak jauh yang dibantu oleh teknologi terus bertumbuh dan mengalami proses evolusi. Bantuan teknologi di dalam bentuk penilaian dengan bantuan komputer dan sistem informasi dengan bantuan komputer telah tersedia dan digunakan secara luas selama beberapa waktu ini. Perkembangan yang pesat dan pengunan internet untuk menghantarkan informasi dan menyokong komunikasi telah menghasilkan bentuk-bentuk konseling baru, salah satunya adalah konseling jarak jauh yang dibantu teknologi, yang dapat diperbaharui dengan mudah dalam kaitannya dengan evolusi teknologi dan praktiknya
Koutsonika (2009) menyebutkan bahwa konseling online pertama kali muncul pada dekade 1960 dan 1970 dengan perangkat lunak program Eliza dan Parry, pada perkembangan awal konseling online dilakukan berbasis teks, dan sekarang sekitar sepertiga dari situs menawarkan konseling hanya melalui e-mail.
Kondisi perkembangan internet yang membawa dampak pada pelayanan konseling dibuktikan dengan munculnya lebih dari 20.00 website penyedia layanan konseling di seluruh dunia, dengan menyediakan ribuan konselor yang siap membantu individu dengan berbagai permasalahanya
Selanjutnya banyak konselor yang telah mengiklankan layananya melalui website di seluruh dunia, sehinga klien yang berasal dari negara dan lokasi manapun dapat mengakses dan mendapatkan layanan konseling.
Kini, sejumlah konselor dan organisasi terkait konseling menawarkan pelayanan melalui nternet. Tren ini dapat dimengerti mengingat fakta bahwa manusia memilki waktu terbatas, pelayanan internet sudah tersedia, dan pengunaan internet lebih mudah. Konseling online sangat cocok bila diberikan pada klien yang :
- terisolasi secara geografis,
- cacat fisik,
- tidak ingin melakukan konseling,
- lebih suka menulis dari berbicara
Media Konseling Online
Konselor dapat bertemu dengan klien/konseli dengan menggunakan teknologi.
Kondisi ini bertujuan untuk memudahkan konselor dalam membantu kliennya, memberikan kenyamanan kepada klien dalam bercerita dengan menggunakan aplikasi teknologi sebagai penghubung dirinya dengan konselor dengan tanpa harus tatap muka secara langsung. Beberapa media yang bisa digunakan diantaranya:
a) Website/situs
Dalam menyelenggarakan konseling online guru bk/konselor dapat menyediakan sebuah alamat situs.
Situs ini menjadi alamat untuk melakukan praktik online. Sehingga klien yang ingin melakukan konseling online dapat berkunjung ke situs tersebut terlebih untuk selanjutnya melakukan konseling online. Penyediaan ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
b) Telephone / Hand Phone
Lebih sederhana, konseling online dapat dilakukan dengan memanfaatkan telepon. Dimana konselor dan klien bisa saling terhubung menggunakan perangkat ini. Telephone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya melalui fasilitas telephone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh kliennya.
c) Email
Email merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti surat elektronik. Email merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara elektronik melalui beberapa komputer atau telepon seluler. Lebih spesifik lagi, email diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks, fot digital atau file-file audio dan video dari satu komputer ke komputer lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun internet).
d) Chat, Instant Messaging dan Jejaring Sosial
Percakapan (chatting) bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks, maupun suara dan video. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chatting ini, seperti skype, messenger, google talk, window live messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, myspace yang didalamnya terdapat fasilitas chatting.
e) Video Confferencing
Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Konselor dan klien dapat menggunakan aplikasi Instant Messaging yang didalamnya sudah menyediakan fasilitas video call.
Berdasarkan perkembangannya, beberapa bentuk pelayanan dengan memanfatkan jalur konseling online diantaranya;
- Konseling online berbasis teks (email). Beberapa isu penting berkenan dengan manfat yang signifikan mengenai konseling online berbasis teks (email) ialah permasalahan berkenan dengan privasi/kerahasian permasalahan klien, dimana banyak klien yang merasa lebih nyaman untuk mengemukakan permasalahan-permasalahan sensitf melalui konseling online mengunakan email.
- Konseling online via text chat. Berbagai intervensi dapat dilakukan konselor selama proses konseling dengan mengunakan program text chat secara real-time. Secara umum, proses layanan konseling dapat diadaptasikan ke dalam proses chat, sehinga konselor dapat membangun suasana konseling dan melakukan pemecahan masalah dan mencapai tujuan konseling.
Bentuk - Bentuk Konseling Online
Taksonomi bentuk-bentuk praktik konseling online terdiri dari:
- Konseling individual berdasarkan e- mail, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang tidak sinkron antara konselor dan klien dengan mengunakan apa yang dibaca via teks untuk berkomunikasi
- Konseling individual berdasarkan chat, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan mengunakan apa yang dibaca via teks untuk berkomunikasi
- Konseling pasangan berdasarkan chat, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara satu konselor atau lebih dari satu dan pasanagn klien dengan mengunakan apa yang dibaca via teks untuk berkomunikasi
- Konseling kelompok berdasarkan chat, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor (atau lebih dari satu konselor) dan beberapa klien dengan mengunakan apa yang dibaca via teks untuk berkomunikasi
- Konseling individual berdasarkan video, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara konselor dan klien dengan mengunakan apa yang dilhat dan didengar via video untuk berkomunikasi
- Konseling pasangan berdasarkan video, yang melibatkan melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara seorang konselor atau lebih dari seorang dan sepasang klien dengan mengunakan apa yang dilhat dan didengar via video untuk berkomunikasi
- Konseling kelompok berdasarkan video, yang melibatkan interaksi jarak jauh yang sinkron antara beberapa konselor dan beberapa klien dengan mengunakan apa yang dilhat dan didengar via video untuk berkomunikasi.
Pada akhirnya, konseling online dengan ruang lingkupnya membawa banyak dampak positif bagi pemberian bantuan kepada klien. Konseling online telah membantu banyak klien yang memilki masalah dengan kecemasan, gejala depresi, permasalahan hubungan sosial, permasalahan keluarga, permasalahan tingkah laku, konflik di tempat kerja dan kecanduan.
Efektifitas Konseling Online
Konseling online cukup efektif jika permasalahan yang dihadapi membutuhkan segera untuk dientaskan sementara tidak ada kesempatan atau terkendala jarak untuk dapat melakukan Face to Face, maka konseling nline menjadi alternatif penyelesaian masalah. Dan ketika konseling online dilakukan dengan media yang lengkap (menggunakan video call) dengan didukung tersedianya jaringan internet yang cepat, hali ini hampir sama dengan melakukan konseling Face to Face
Profesor Andreas Maercker melakukan penelitian untuk membandingkan efektifitas antara koseling secara tatap muka dan secara online. Ada 62 pasien yang dirawat, pasien dibagi menjadi dua kelompok yang sama secara acak dan ditugaskan untuk salah satu bentuk terapi. Perlakuan terdiri dari delapan sesi dengan teknik yang berasal dari terapi perilaku kognitif dan dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Hasilnya terapi secara online lebih efektif dalam jangka menengah. Pada akhir pengobatan, tidak ada depresi lagi yang bisa didiagnosis pada 53 persen pasien yang menjalani terapi secara online - dibandingkan dengan 50 persen untuk terapi tatap muka. Tiga bulan setelah menyelesaikan pengobatan, depresi pada pasien yang diobati secara online bahkan menurun sedangkan mereka yang dirawat secara konvensional hanya ditampilkan penurunan minimal : tidak ada lagi depresi dapat dideteksi pada 57 persen pasien dari terapi online dibandingkan dengan 42 persen dengan terapi konvensional.
Dalam kasus terapi online, pasien cenderung menggunakan kontak terapi dan pekerjaan rumah berikutnya sangat intensif untuk kemajuan pribadi. Misalnya, mereka menunjukkan bahwa mereka telah membaca kembali surat-menyurat dengan terapis mereka dari waktu ke waktu. Psikoterapi secara online bahkan memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian tersebut adalah bukti bahwa layanan psikoterapi di internet adalah suplemen yang efektif untuk perawatan terapi.
Dalam kasus terapi online, pasien cenderung menggunakan kontak terapi dan pekerjaan rumah berikutnya sangat intensif untuk kemajuan pribadi. Misalnya, mereka menunjukkan bahwa mereka telah membaca kembali surat-menyurat dengan terapis mereka dari waktu ke waktu. Psikoterapi secara online bahkan memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian tersebut adalah bukti bahwa layanan psikoterapi di internet adalah suplemen yang efektif untuk perawatan terapi.
Keterbatasan Konseling Online
Kemiripan antara bekerja dengan aspek tertentu dari teknologi (seperti komputer) dan bekerja dengan klien sangat jelas (seperti membangun relasi, mempelajari proses berpikir klien, menetapkan tujuan, dan mengambil langkah-langkah untuk mencapainya). Pemilhan bentuk konseling berdasarkan pada kebutuhan dan selera klien di dalam kisaran layanan yang tersedia. Konseling jarak jauh melengkapi konseling tatap muka melalui penyedian akses yang semakin meningkat terhadap konseling berdasarkan kepentingan dan kenyamanan. Akan tetapi, praktik ini dihadang oleh resiko etik dan legal, misalnya masalah
- kerahasian,
- bagaimana menangani situasi darurat,
- kurangnya informasi non-verbal,
- bahayanya menawarkan pelayanan online melampaui batas negara bagian,
- kurangnya hasil penelitan mengenai efektivitas pelayanan konseling online,
- kegagalan teknologi,
- kesulitan dalam menetapkan raport untuk klien yang tidak ditemui secara visual
Kedepan penyelenggaraan konseling online sangat membantu dan memungkinkan untuk dikembangkan khususnya di Indonesia. Meskipun sekarang secara khusus di Indonesia belum ada etik yang mengatur namun keberadaan media ini dapat mendukung penyelengaran konseling secara luas untuk meningkatkan kompetensi dan efesiensi pelayanan demi terentasnya permasalahan yang dihadapi oleh klien.
Sumber Referensi :
Ardi, Zadrian, Yendi, FM. (2013). Konseling online: Sebuah pendekatan teknologi dalam pelayanan konseling, Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1, 1 -5.
diakses dari :
http://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/1/pdf, diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
Ifdil. (2013). Konseling online: Sebuah pendekatan teknologi dalam pelayanan konseling, Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1, 15-21.
diakses dari :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=66312&val=4796, diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
Wagner, B., Horn, AB., Maercker, A. (2013). Internet-based versus face-to-face cognitive-behavioral intervention for depression: A randomized controlled non-inferiority trial, Journal of Affective Disorders, 152, 113 - 121.
diakses dari :
http://www.jad-journal.com/article/S0165-0327(13)00512-0/fulltext, diakses pada tanggal 30 Oktober 2014