Jumat, 29 Mei 2015

Fenomena Depresi




Pada zaman modern ini, banyak manusia yang mengalami stress, kecemasan, dan kegelisahan. Hal – hal tersebut dapat menyebabkan hal yang lebih parah, yaitu depresi. Berikut akan di jelaskan mengenai depresi.

Pengertian Depresi
Depresi memiliki arti yang sangat luas, dari deskripsi perasaan sedih yang normal, melalui perasaan dan cara berpikir yang pervasive dan persisten, hingga psikosis. Sebagian besar diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun, secara perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau.

Penyebab Depresi

a.  Faktor genetic
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko leboih besar menderita gangguan depresi aripada masyarakat pada umumnya. Gen berpengaruh dalam terjadinya depresi, tetapi ad banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ad seorangpun peneliti  yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak ada nukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan.

b.  Susunan kimia otak dan tubuh
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormone noradenalin yang memegang peranan utama dalam mengendalikan otak danaktivoitas tubuh, tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami depresi. Pada waniata, perubahan hormone dihubungkan dengan kelahiran anak dan menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.

c.   Faktor usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak kemasa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita depresi semakin menurunyang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak yang terkena depresi. Survey masyarakat terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun.

d.  Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui adanya depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada wanita. Bagaimanapun, tekanan sosialpada wanita yang mengarahkan pada depresi . misalnya, seorang diri dirumah dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada pria daripada wanita. Ada juga perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause yang membuat wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi pemicu penyakit depresi .

e.  Gaya hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi. Tingginya tingkat stress dan kecemasan digabung dengan makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang yang mengalami depresi penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehatpada pasien berisiko penyakit jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur,makan tidak teratur, pengawet dan pewarna buatan, kurang berolahraga, merokok, dan minum-minuman keras.

f.   Penyakit fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui kita memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi cukup kompleks. Misalnya, depresi sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa mereka baru saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya . pada individu lanjut usia penyakit fisik adalah penyebab yang paling umum terjadinya depresi.

g.  Obat-obatan
Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi. Namun bukan berarti obat tersebut menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih berbahaya daripada depresi.

h.  Obat-obatan terlarang

i.   Sinar matahari
Kebanyakan dari kita merasa lebih baik dibawah sinar matahari daripada mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Mereka disebut menderita seasonal affective disorder (SAD)

j.   Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola piker yang negative, pesimis, juga tipe kepribadian.

Gejala - Gejala Depresi

a.  Gejala Fisik
Gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2. Menurunnya tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti  menonton tv, makan dan tidur.
3. Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
4. Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya.
5. Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan.

b.  Gejala Psikis
 Adapun tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:
1. Kehilangan  rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri sendiri.
2. Sensitive. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.
3. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi    orang yang gagal terutama dibidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.
4. Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
5. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya.

c.   Gejala social
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada umumnya negative (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).


Jenis - Jenis Depresi

Ada bermacam – macam hal yang menyangkut depresi, yaitu depresi normal dan abnormal, depresi eksogen dan depresi endogen, depresi primer dan depresi sekunder, depresi involsional dan depresi postpartum.

Depresi Normal dan Depresi Abnormal
Batas antara depresi normal dan abnormal tidak jelas, tetapi ada dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengadakan perbedaan, yakni faktor kedalaman depresi dan faktor lamanya depresi. Dikatakan normal jika seseorang kadang merasa sedikit murung, sedih, atau merasa sediit tertekan. Akan tetapi perlu dipertimbangkan kalau depresi itu begitu dalam sehingga individu tidak dapat berfungsi dengan baik. Depresi juga berlangsung lama dan individu tidak sembuh serta tidak bisa keluar atau atau melepaskan diri dari keadaan depresi itu.

Depresi Eksogen dan Depresi Endogen
Depresi Eksogen adalah depresi yang disebabkan oleh faktor – faktor eksternal seperti konflik dan stress. Sedangkan depresi endogen adalah depresi yang disebabkan oleh faktor – faktor internal seperti tingkat – tingkat neurotransmitter tertentu yang rendah.
Perbedaan antara depresi eksogen dan endogen adalah penting berkenaan dengan perawatan. Psikoterapi mungkin sangat efektif untuk orang – orang yang mengalami depresi eksogen, sedangkan obat mungkin sangat efektif untuk orang – orang yang mengalami depresi endogen.

Depresi Primer dan Depresi Sekunder
Depres primer terjadi pada individu  - individu yang mengalami stress dimana simpton primernya adalah depresi. Jadi individu itu hanya mengalami depresi tanpa gangguan – gangguan lainnya. Misalkan seseorang yang baru ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Dia mengalami depresi saja tanpa ada gangguan yang lainnya. Depresi sekunder terjadi pada individu – individu yang mengalami gangguan lain yang sudah ada sebelumnya, seperti kecemasan, alkoholisme, skizofrenia atau gangguan fisik.

Depresi Involusional dan Depresi Postpartum
Depresi dapat terjadi pada setiap tahap siklus kehidupan. Dua macam depresi yang banyak menarik perhatian adalah depresi involusional dan depresi postpartum.

Depresi Involusional



Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut depresi yang berkaitan dengan permulaan usia lanjut. Depresi involusional dilihat sebagai akibat dari faktor – faktor fisiologis, psikologis dan budaya yang berkaitan dengan usia lanjut. Usialanjut dapat menjadi masa yangmenimbulkan stress karena hilangnya keluarga, teman – teman dan status, meningkatnya penyakit dan masalah – masalah keuangan yang berhubungan dengan usia lanjut, dan masa depan terbatas dan mungkin kelihatan suram.

Depresi Postpartum

Mengacu pada suatu depresi yang relatif berat dan timbul segera sesudah seorang wanita melahirkan anak. Depresi ini berlangsung selama 6 minggu sampai satu tahun. Penyebab depresi postpartum antara lain faktor fisiologis, terutama perubahan endokrin. Wanita – wanita yang secara fisiologis sulit untuk mengimbangi perubahan dramatis yang berkaitan dengan kelahiran. Faktor psikologis, konflik – konflik yang tidak terpecahkan, serta keprihatinan terhadap kegagalan dan kontrol pribadi, terjadinya peristiwa hidup yang menimbulkan stress serta dukungan sosial yang kurang.

Cara Menanggulangi Depresi


1.  Obat Antidepresan
Ada beberapa obat antidepresan yaitu:
  • Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.
  • MAOIs
  • Tricyclics.
  • SSRIs

2.  CBT
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional.jadi focus teori ini adalah mengganti cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.

3.  Terapi  Interpersonal
Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan.

4.  Konseling kelompok dan dukungan social
Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil

5.  Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah satu cara yang dapat dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positifyang dapat menghalangi munculnya mood negative adalah dengan berolahraga.

6.  Diet (mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah yaitu:
·         Konsumsi kafein secara berkala. 
·         Konsumsi sukrosa (gula)   
·         Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga, magnesium 
·         Kelebihan magnesium
·         Ketidakseimbangan asam amino 
·         Alergi makanan

7.  Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.

8.  Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.
Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil waktu untuk berdoa memberi kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.




Sumber :

Lumongga, Namora. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana Pranada.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Jogjakarta : Kanisius



Tidak ada komentar:

Posting Komentar