Pada zaman modern ini,
banyak manusia yang mengalami stress, kecemasan, dan kegelisahan. Hal – hal tersebut
dapat menyebabkan hal yang lebih parah, yaitu depresi. Berikut akan di jelaskan
mengenai depresi.
Pengertian
Depresi
Depresi memiliki arti
yang sangat luas, dari deskripsi perasaan sedih yang normal, melalui perasaan
dan cara berpikir yang pervasive dan persisten, hingga psikosis. Sebagian besar
diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh
masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah menimbulkan
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun, secara perasaan demikian itu cukup
normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah
dihalau.
Penyebab Depresi
a. Faktor
genetic
Seseorang yang dalam
keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko leboih besar
menderita gangguan depresi aripada masyarakat pada umumnya. Gen berpengaruh
dalam terjadinya depresi, tetapi ad banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ad
seorangpun peneliti yang mengetahui secara pasti bagaimana gen
bekerja. Dan tidak ada nukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang
disebabkan oleh faktor keturunan.
b. Susunan
kimia otak dan tubuh
Beberapa bahan kimia di
dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam mengendalikan emosi
kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan dalam jumlah bahan
kimia tersebut. Hormone noradenalin yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak danaktivoitas tubuh, tampaknya berkurang pada mereka yang
mengalami depresi. Pada waniata, perubahan hormone dihubungkan dengan kelahiran
anak dan menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
c. Faktor
usia
Berbagai penelitian
mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih
banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut
terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan
dari masa anak-anak kemasa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa
kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang
ini usia rata-rata penderita depresi semakin menurunyang menunjukkan bahwa
remaja dan anak-anak semakin banyak yang terkena depresi. Survey masyarakat
terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi
pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun.
d. Gender
Wanita dua kali lebih
sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan berarti wanita lebih
mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui adanya
depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada wanita.
Bagaimanapun, tekanan sosialpada wanita yang mengarahkan pada depresi .
misalnya, seorang diri dirumah dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada
pria daripada wanita. Ada juga perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang
berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause yang membuat
wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi pemicu penyakit depresi .
e. Gaya
hidup
Banyak kebiasaan dan
gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga
dapat memicu kecemasan dan depresi. Tingginya tingkat stress dan kecemasan
digabung dengan makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak
olahraga untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang yang
mengalami depresi penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi
berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehatpada pasien berisiko penyakit
jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur tidak teratur,makan tidak
teratur, pengawet dan pewarna buatan, kurang berolahraga, merokok, dan
minum-minuman keras.
f. Penyakit
fisik
Penyakit fisik dapat
menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui kita memiliki
penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan
penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi cukup kompleks.
Misalnya, depresi sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena
seseorang merasa mereka baru saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan
kematian atau karena mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya . pada
individu lanjut usia penyakit fisik adalah penyebab yang paling umum terjadinya
depresi.
g. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan
untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi. Namun bukan berarti obat tersebut
menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih berbahaya daripada
depresi.
h. Obat-obatan
terlarang
i. Sinar
matahari
Kebanyakan dari kita
merasa lebih baik dibawah sinar matahari daripada mendung, tetapi hal ini
sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim
panas tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Mereka disebut menderita seasonal
affective disorder (SAD)
j. Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian
ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan
terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan terhadap depresi,
yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola piker yang negative, pesimis, juga
tipe kepribadian.
Gejala - Gejala Depresi
a. Gejala
Fisik
Gejala fisik umum yang
relative mudah dideteksi sebagai berikut:
1. Gangguan
pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2. Menurunnya
tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain
seperti menonton tv, makan dan tidur.
3. Menurunnya
efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit
memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga,
mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
4. Menurunnya
produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau
seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan
kepuasan atas apa yang dilakukannya.
5. Mudah
merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan
negatif. Jika seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat
letih karena membebani pikiran dan perasaan.
b. Gejala
Psikis
Adapun
tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:
1. Kehilangan rasa
percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang
segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri sendiri.
2. Sensitive.
Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral
jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan
disalahartikan.
3. Merasa
diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa
menjadi orang yang gagal terutama dibidang atau
lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.
4. Perasaan
bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang
mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai
suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab
yang seharusnya dikerjakan.
5. Perasaan
terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang
dialaminya.
c. Gejala
social
Jangan heran jika
masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi
lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan
tentu akan bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada
umumnya negative (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih,
mudah sakit).
Jenis
- Jenis Depresi
Ada bermacam – macam hal
yang menyangkut depresi, yaitu depresi normal dan abnormal, depresi eksogen dan
depresi endogen, depresi primer dan depresi sekunder, depresi involsional dan
depresi postpartum.
Depresi Normal dan
Depresi Abnormal
Batas antara depresi
normal dan abnormal tidak jelas, tetapi ada dua faktor yang harus dipertimbangkan
dalam mengadakan perbedaan, yakni faktor kedalaman depresi dan faktor lamanya
depresi. Dikatakan normal jika seseorang kadang merasa sedikit murung, sedih,
atau merasa sediit tertekan. Akan tetapi perlu dipertimbangkan kalau depresi
itu begitu dalam sehingga individu tidak dapat berfungsi dengan baik. Depresi
juga berlangsung lama dan individu tidak sembuh serta tidak bisa keluar atau atau
melepaskan diri dari keadaan depresi itu.
Depresi Eksogen dan
Depresi Endogen
Depresi Eksogen adalah
depresi yang disebabkan oleh faktor – faktor eksternal seperti konflik dan
stress. Sedangkan depresi endogen adalah depresi yang disebabkan oleh faktor –
faktor internal seperti tingkat – tingkat neurotransmitter tertentu yang
rendah.
Perbedaan antara
depresi eksogen dan endogen adalah penting berkenaan dengan perawatan.
Psikoterapi mungkin sangat efektif untuk orang – orang yang mengalami depresi
eksogen, sedangkan obat mungkin sangat efektif untuk orang – orang yang
mengalami depresi endogen.
Depresi Primer dan
Depresi Sekunder
Depres primer terjadi
pada individu - individu yang mengalami stress
dimana simpton primernya adalah depresi. Jadi individu itu hanya mengalami
depresi tanpa gangguan – gangguan lainnya. Misalkan seseorang yang baru
ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Dia mengalami depresi saja tanpa ada
gangguan yang lainnya. Depresi sekunder terjadi pada individu – individu yang
mengalami gangguan lain yang sudah ada sebelumnya, seperti kecemasan,
alkoholisme, skizofrenia atau gangguan fisik.
Depresi Involusional
dan Depresi Postpartum
Depresi dapat terjadi
pada setiap tahap siklus kehidupan. Dua macam depresi yang banyak menarik
perhatian adalah depresi involusional dan depresi postpartum.
Depresi Involusional
Merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebut depresi yang berkaitan dengan permulaan usia lanjut.
Depresi involusional dilihat sebagai akibat dari faktor – faktor fisiologis,
psikologis dan budaya yang berkaitan dengan usia lanjut. Usialanjut dapat
menjadi masa yangmenimbulkan stress karena hilangnya keluarga, teman – teman dan
status, meningkatnya penyakit dan masalah – masalah keuangan yang berhubungan
dengan usia lanjut, dan masa depan terbatas dan mungkin kelihatan suram.
Depresi Postpartum
Mengacu pada suatu
depresi yang relatif berat dan timbul segera sesudah seorang wanita melahirkan anak.
Depresi ini berlangsung selama 6 minggu sampai satu tahun. Penyebab depresi
postpartum antara lain faktor fisiologis, terutama perubahan endokrin. Wanita –
wanita yang secara fisiologis sulit untuk mengimbangi perubahan dramatis yang
berkaitan dengan kelahiran. Faktor psikologis, konflik – konflik yang tidak
terpecahkan, serta keprihatinan terhadap kegagalan dan kontrol pribadi,
terjadinya peristiwa hidup yang menimbulkan stress serta dukungan sosial yang
kurang.
Cara Menanggulangi Depresi
1. Obat
Antidepresan
Ada beberapa obat
antidepresan yaitu:
- Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.
- MAOIs
- Tricyclics.
- SSRIs
2. CBT
Pendekatan CBT
memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan dengan
kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu
klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan
keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional.jadi focus teori ini adalah
mengganti cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.
3. Terapi Interpersonal
Terapi Interpersonal
adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara
orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan.
4. Konseling
kelompok dan dukungan social
Konseling secara
kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling yang dilakukan antara seorang
konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam kelompok kecil
5. Berolahraga
Keadaan mood yang
negative seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan disebabkan oleh pikiran
dan perasaan yang negative pula. Salah satu cara yang dapat dilakuakan untuk
menghasilkan pikiran dan perasaan positifyang dapat menghalangi munculnya mood negative
adalah dengan berolahraga.
6. Diet
(mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat
diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh. Ketidakseimbangan
nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah yaitu:
·
Konsumsi kafein secara berkala.
·
Konsumsi sukrosa (gula)
·
Kekurangan biotin, asam folat dan
vitamin B, C, kalsium, tembaga, magnesium
·
Kelebihan magnesium
·
Ketidakseimbangan asam amino
·
Alergi makanan
7. Terapi
Humor
Sudah lama professional
medis mengakui bahwa pasien yang mempertahankan sikap mental yang positif dan
berbagai tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari
tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim
pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.
8. Berdoa
Banyak orang mempunyai
kecenderungan alami untuk berpaling pada agama dalam memperoleh kekuatan dan
hiburan. Bagi yang percaya,keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama
tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.
Berdoa merupakan salah
satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil waktu untuk berdoa memberi
kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.
Sumber :
Lumongga, Namora. (2009). Depresi Tinjauan
Psikologis, Jakarta: Kencana Pranada.
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2. Jogjakarta : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar