Kamis, 26 Desember 2013

Hubungan Kegelisahan Dengan Pengharapan



Pengertian Kegelisahan

            Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

            Kegelisahan hanya dapat diketahui dari segala tingkah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak –gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnua berjalan mondar – mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain – lain.

            Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari – hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. 

            Sigmmund Freud berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :
1. Kecemasan Obyektif : Kecemasan tentang kenyataan yang merupakan suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
2.  Kecemasan Neurotis (syaraf) : Kecemasan yang timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
3. Kecemasan Moril : Kecemasan yang timbul yang disebabkan karena pribadi seseorang.


Sebab – Sebab Orang Gelisah

            Apabila kita kaji, sebab – sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal ini adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupundari dalam.

Usaha – Usaha Mengatasi Kegelisahan

            Mengatasi kegelisahan itu pertama – tama harus mulai dari diri kita sendriri, yaitu harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
            Cara lain yang baik digunakan dalam menguasai kegelisahan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran. Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh adalah kita harus memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita.

Pengertian Harapan
            Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi. Setiap orang memiliki harapan. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yamng mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh – sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Contoh Hubungan antara Kegelisahan dengan Pengharapan

Seorang siswa yang malas setiap ujian ia selalu berharap agar teman-temannya memberikannya contekan atau jawaban. Tetapi saat pengawas yang mengawasi kelas siswa tersebut dapat dikatakan tegas, siswa tersebut tidak diberi jawaban oleh temannya. Pada saat seperti itu ia akan merasa gelisah, cemas, atau takut kalau nilainya akan jelek.

Tanggapan :
Menurut saya, siswa tersebut harus belajar sebelum ujian tapi belajar jangan hanya pada saat ingin ujian saja tetapi  setiap hari setelah sekolah, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. pengharapan seperti itu bukan suatu harapan yang baik tetapi harapan yang buruk yang dapat merugikan orang lain dan mungkin juga akan merugikan diri sendiri, seperti akan mendapatkan nilai yang jelek, dimarahi orang tua serta guru karena ketahuan menyontek kepada teman.
Dari contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa dari setiap pengharapan jika tidak tercapai makan akan menimbulkan kegelisahan dan sikap tidak tenang sehinggga berdampak buruk terhadap individu tersebut, seperti contoh kasus diatas.


Sumber :
Muchji, Achmad, Nugroho, Widyo. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma.Jakarta.
http://iryania.blogspot.com/2013/12/hubungan-kegelisahan-dengan-pengharapan.html

Manusia dan Tanggung Jawab

Pengertian Tanggung Jawab

            Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jaawab dan menanggung akibatnya.
            Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
            Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab kareana manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
            Tanggung jawab adalah cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu dditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Macam – Macam Tanggung Jawab

            Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri dan atau keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapai manulisa lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia dengan hubungan yang dibuatnya. Atas dasar itu, dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu:

a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
            Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian dapat memecahkan masalah – masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Manusia pada dasarnya adalah makhluk bermoral dan juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat, perasaan, dan angan – angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan – angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dan dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan baik disengaja maupun tidak.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga
            Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak – anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawabjuga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
            Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang mempunya tanggung jawab yang sama dengan anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Sehingga wajar jika segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
            Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku, manusia terikat oleh norma – norma atau aturan – aturan yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
            Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia memiliki tanggung jawab langsung kepada Tuhannya. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman – hukuman Tuhan yang dituangkan dalamberbagai kitab suci memlalu berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun manusia masih juga menghiraukan, maka Tuhan akan memberikan balasannya. Sebab dengan mengabaikan perintah – perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.

Contoh Kasus :
JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pelaku perampokan minimarket diringkus petugas Subdit Resmob Polda Metro Jaya bersama dengan Polres Bekasi Kabupaten. Ketiga pelaku ditangkap di tiga lokasi berbeda, yakni di Depok, Cibubur, dan di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Memang kami sudah berhasil menangkap tiga pelakunya, mereka ini melakukan aksi perampokan di minimarket," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto, Kamis (26/12/2013).

Heru mengatakan, kini ketiga pelaku masih dalam pengembangan dan diperiksa intensif termasuk juga mengorek informasi terkait pelaku lainnya yang masih dalam perburuan.

Dalam kurun waktu empat hari (17 Desember sampai 20 Desember 2013) terjadi sembilan kali aksi perampokan di wilayah hukum Polda Metro Jaya, yakni di Kabupaten Bekasi dan Depok, Jawa Barat.

Tanggapan :
            Manusia harus selalu bertanggung jawab akan setiap perbuatannya. Perbuatan yang tidak baik tentu saja harus dipertanggung jawabkan dan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Oleh karena itu manusia harus senantiasa melakukan perbuatan yang baik agat terhindar dari hukuman – hukuman yang dapat memberatkan dirinya sendiri.

Sumber :
Muchji, Achmad, Nugroho, Widyo. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma.Jakarta.
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/12/26/1028413/Tiga.Perampok.Minimarket.Tertangkap

Ideologi dan Langkah – Langkah Berpandangan Hidup yang Baik



Pengertian Ideologi

Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berart iilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Untuk Penjabaran lebih luas :
Dengan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideology seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifa tmenyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat  sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimanacara yang paling baik, yaitu secara moral atau normative dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Langkah– Langkah Dalam Berpandangan Hidup Yang Baik

Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
            Akan tetapi yang terpenting, kita harus memiliki langkah – langkah berpandangan hidup ini karena dengan memiliki langkah – langkah inilah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita – cita dengan baik. Adapun langkah – langkah itu sebagai berikut :

1. Mengenal
            Mengenal merupakan suatu kodrat manusia yaitu tahap pertama dari segala aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Kita sebagai makhluk yang bernegara dan beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu Al Quran dan Hadis, yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Mengerti
            Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.

3. Menghayati
Langkah selanjutnya adalah menghayati pandangan hidup itu. Dalam menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai – nilai yang terkandung di dalamnya yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah yang dapat ditempuh untuk menghayati adalah menganalis ahal – hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandanganhidup.                                                      
Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati pandangan hidup yaitu harus ada sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Ada dua alternative dalam penerimaan pandangan hidup, yaitu penerimaan secara ikhlas dan penerimaan secara tidak ikhlas. Bila dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Bila sebaliknya langkah selanjutnya tidak berguna.

4. Meyakini
            Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akhirat, maka hendaknya kita meyakini pandangan yang telah kita hayati tersebut. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Dengan meyakini, penting juga ada iman yang teguh. Sebab dengan iman yang teguh ini, tidak akan mudah terpengaruh oleh adanya pengaruh dari luar yang menyebabkan sugesti.

5. Mengabdi
            Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya maupun orang lain. Dengan mengabdi kita akan merasakan manfaatnya. Perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu bisa terwujud di masa hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Jadi jika sudah mengenal, mengerti, menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu tentram lebih – lebih bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.

6. Mengamankan
            Mungkin sudah sifat manusia, bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Proses mengamankan ini adalah langkah terakhir. Langkah ini adalah langkah yang terberat dan membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.



Sumber :
Muchji, Achmad, Nugroho, Widyo. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma.Jakarta.
http://raenw.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsimacam-dan-ciri-ideologi.html

Manusia Dan Keadilan

Pengertian Keadilan

      Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Sedangkan keadilan menurut Plato diproyesikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kong Hu Cu berpendapat lain : Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing – masing telah melaksanakan kewajibannya.            
      Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.

Keadilan Sosial
            Dasar negara kita adalah Pancasila. Sila kelima Pancasila, berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
·         Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
·    Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati  hak-hak orang lain.
·           Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
·           Sikap suka bekerja keras
·       Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan / ketidakadilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, music dan lain-lain.

Berbagai Macam Keadilan

a. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto, menyebutnya keadilan legal.                                                 Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian – bagian yang membentuk suatu masyarakat, Keadilann terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melaukuan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi – fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan kesesuaian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.

b. Keadilan Distributif
            Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal – hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Bapak Ali bekerja 10 tahun dan Bapak Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Bapak Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Misalkan Bapak Ali menerima Rp 1.00.000,-, maka Bapak Budi harus menerima jumlah yang lebih kecil dari Bapak Ali.

c. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat. Keadilan ini memberikan kepada setiap orang sama banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan.

d. Keadilan Perbaikan
Keadilan perbaikan adalah yang diberikan jika seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.

e. Keadilan Kodrat Alam
Keadilan ini adalah keadilan yang memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.

Contoh kasus :
Berbicara soal keadilan di Indonesia sepertinya tak akan ada habisnya. Sebab, sangat sulit memperoleh keadilan di negeri ini. Padahal hampir segala sesuatu telah diatur dalam hukum perundang - undangan.
Sayangnya, terlalu banyak cacat dalam pelaksanaannya. Keadilan di negeri ini seakanakan hanya milik mereka yang memiliki uang untuk membeli hukum. Hal itulah yang memicu pemutarbalikan fakta hukum sehingga yang benar jadi salah, yang salah jadi benar. Banyak kasus yang telah terjadi di Indonesia yang mencerminkan keadilan yang tidak berpihak kepada kaum bawah dan lemah.
Salah satu contoh kasus yang dinilai terjadi ketidakadilan adalah pencurian setandan pisang bernilai Rp 15.000 oleh sepasang suami-istri Supriyono dan Sulastri di Bojonegoro. Gara - gara setandan pisang ini, pasangan suami-istri itu pun dimeja hijaukan dan terancam hukuman 7 tahun penjara.

Tanggapan :
            Keadilan di Indonesia terutama di bidang hukum sangat memprihatinkan. Kasus-kasus yang sepele dan bisa diselesaikan dengan kekeluargaan malah di bawa ke pengadilan. Sedangkan kasus-kasus besar seperti korupsi dan kasus penipuan seperti terlupakan dan hukumannya hanya hukuman yang ringan. Para penegak hukum harus bisa menegakkan keadilan yang seadil – adilnya bagi seluruh masyarakat. Tidak melihat jabatan atau kedudukannya dan dapat dihukum seadil-seadilnya sesuai dengan perbuatannya.


Sumber  :
Muchji, Achmad, Nugroho, Widyo. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Gunadarma.Jakarta.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/10/23/240822/16/Konsep-Keadilan-Driyarkara